Jember, Motim. Jika sekolah lain pada umumnya hanya pagi – siang hari saja dipadati dengan berbagai aktifitas, tidak demikian halnya dengan SDN Rambigundam 03 Rambipuji. Sejak pagi hingga sore hari sekolah ini tidak pernah sepi dari anak-anak, karena selesai pelaksanaan KBM, pada pukul 15.00 – 17.00 dilanjutkan dengan TPA, demi mencetak anak didiknya sebagai generasi Qur’ani.
Dengan memanfaatkan musala sekolah, seluruh siswa pun belajar BTA (Baca Tulis Al-Qur’an). Bahkan, santri-santri yang belajar, sebagian adalah para alumni yang saat ini sudah duduk di bangku SMP dan SMA. Itu sebabnya, TPA di SDN Rambigundam 03 tersebut,saat ini juga sudah mempunyai kelas Diniyah.
“TPA sendiri sebenarnya sudah 5 tahun berdiri. Namun baru pada dua tahun terakhir kita menyelenggarakan semacam uji publik. Jadi pada kesempatan itu, kita undang seluruh wali murid dan tokoh-tokoh masyarakat, lantas kita persilahkan kepada mereka untuk menguji anak-anak kita yang hafal Al-Qur’an. Alhamdulillah pada uji publik pertama setahun yang lalu ada 7 anak yang hafal juzz 30, dan pada uji publik kedua yang kemarin dilaksanakan, ada 17 anak yang hafal juzz 30, serta beberapa diantaranya ada yang hafal juzz 28, 29 dan 30,” terang kepala SDN Rambigundam 03, Rambipuji Sapardi SPd, kemarin.
Diselenggarakannya TPA di SDN Rambigundam 03, menurut Sapardi tujuannya adalah untuk membentuk karakter anak sebagaimana yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional, dan salah satu cara yang efektif adalah melalui pendidikan agama dalam hal ini BTA yang diimplemantasikan dalam bentuk Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
“Alhamdulillah, penanaman nilai-nilai keagamaan yang kami kembangkan sejalan dengan peningkatan prestasi akademik, sehingga untuk tahun ini selain meraih juara I dalam lomba Hafal Al-Qur’an juga dapat mewakili kecamatan Rambipuji di tingkat kabupaten untuk olimpiade IPA,” terangnya lagi.
Dilaksanakannya TPA di lingkungan sekolah dengan memanfaatkan mushollah milik sekolah mendapat dukungan penuh dari Kepala SDN Rambigundam 03, meski untuk pelaksanaan TPA tersebut pihak sekolah harus mengeluarkan anggaran khusus untuk operasional TPA termasuk honor bagi 4 orang ustad.
“Karena seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti TPA, ditambah dengan para alumni yang juga masih mengaji di sini, jumlah 4 ustad tersebut sebenarnya masih sangat kurang, karena idealnya untuk 1 orang ustad hanya menangani 10 santri. Namun karena keterbatasan dana, maka untuk sementara kami hanya bisa mendatangkan 4 ustad. Tapi ke depan jumlah ustad tersebut akan kami tambah, karena dengan adanya BOSDA anggaran untuk operasional sekolah jadi meningkat dan menurut aturan yang berlaku, BOSDA diperbolehkan untuk honorarium para ustad,” ungkap Sapardi,SPd.
Hal lain yang menurut Sapardi menjadi kendala, adalah kurangnya ruang untuk pelaksanaan TPA karena selama ini hanya memanfaatkan mushollah. Sebenarnya ada keinginan dalam hatinya untuk membuka seluruh ruang kelas pada sore hari agar dapat dimanfaatkan sebagai ruang belajar TPA. Tapi karena pada sore hari dirinya dan juga guru-guru tidak ada yang mengawasi, ada kekhawatiran terkait keberadaan ruang kelas yang notabene milik pemerintah yang dibangun untuk pendidikan formal.
“Namun pada dasarnya, saya sangat mendukung adanya TPA ini karena pengaruhnya sangat besar bagi lembaga, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas,” tmbahnya.
Dari sisi kuantitas, kata Supardi, sejak diselenggarakannya uji publik bagi santri yang hafal Al-Qur’an, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga semakin meningkat sehingga pada pelaksanaan PPDB tahun lalu jumlah siswa baru meningkat drastis dari semula hanya 15 anak menjadi 26 anak.
“Disamping itu, tingkat partisipasi masyarakat utamanya wali murid juga bertambah, sehingga program-program sekolah selalu mendapat dukungan dari masyarakat. Sedang dari sisi kualitas, ternyata ada korelasi antara kemampuan baca tulis dan menghafal Al-Qur’an dengan prestasi anak di bidang pengetahuan umum. Terbukti mereka yang hafal Al-Qur’an, prestasi akademiknya juga,” pungkasnya. (afu)
Tulisan komentar disini
Tulisan komentar disini
Tulisan komentar disini
Tulisan komentar disini
Tulisan komentar disini